Artikel Lengkap Bahaya Narkoba Terhadap sistem Regulasi
Pengertian Narkoba
Pengertian narkoba menurut
Ahmad Rosyid Aridho XI IPA 1 2013 Sabdodadi Bantul yang sekarang duduk
di bangku kelas XII IPA 1 Sabdodadi bantul ajaran 2013-2014 (maksudnya
menurut saya sendiri hhe) adalah zat kimia yang dapat mengubah
keadaan psikologi seperti perasaan, pikiran, suasana hati serta perilaku
jika
masuk ke dalam tubuh manusia baik dengan cara dimakan, diminum, dihirup,
suntik, intravena, dan lain sebagainya.
Sedangkan pengertian narkoba menurut pakar kesehatan adalah
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioparasi atau
obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini presepsi itu disalah gunakan
akibat pemakaian yang telah diluar batas dosis.
Narkoba yang
merupakan kependekan narkotika, psikotropika, dan bahan zat adiktif lainnya.
Menurut undang-undang No. 22/1997, Narkotika adalah zat atau obat-obatan yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun sistematis, yang
dapat menurunkan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan. Menurut
undang-undang No. 5/1977, psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkoba yang berkhasiat psikoatif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan prilaku.
Narkoba adalah singkatan
dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif. Klo di jelasin panjang lebar enggak ada habisnya sobat, Oiya masih ada
lagi nih jenis-jenis Narkobanya.
Jenis-jenis Narkoba
Narkoba dibagi dalam 3
jenis yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat adiktif lainnya. Penjelasan
mengenai jenis-jenis
narkoba adalah
sebagai berikut:
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan.
Narkotika digolongkan menjadi 3 kelompok yaitu :
·
Narkotika
golongan I adalah
narkotika yang paling berbahaya. Daya adiktifnya sangat tinggi. Golongan ini
digunakan untuk penelitian dan ilmu pengetahuan. Contoh : ganja, heroin,
kokain, morfin, dan opium.
·
Narkotika
golongan II adalah
narkotika yang memiliki daya adiktif kuat, tetapi bermanfaat untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh : petidin, benzetidin, dan betametadol.
·
Narkotika
golongan III adalah
narkotika yang memiliki daya adiktif ringan, tetapi bermanfaat untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh : kodein dan turunannya.
Psikotopika adalah zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah
maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas normal
dan perilaku. Psikotropika digolongkan lagi menjadi 4 kelompok adalah :
·
Psikotropika
golongan I adalah
dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui manfaatnya untuk
pengobatan dan sedang diteliti khasiatnya. Contoh: MDMA, LSD, STP, dan ekstasi.
·
Psikotropika
golongan II adalah
psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : amfetamin, metamfetamin, dan metakualon.
·
Psikotropika
golongan III adalah
psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk pengobatan dan
penelitian. Contoh : lumibal, buprenorsina, dan fleenitrazepam.
·
Psikotropika
golongan IV adalah
psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contoh : nitrazepam (BK, mogadon, dumolid ) dan diazepam.
Zat adiktif lainnya adalah zat – zat selain narkotika
dan psikotropika yang dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya,
diantaranya adalah :
·
Rokok
·
Kelompok
alkohol dan minuman lain yang memabukkan dan menimbulkan ketagihan.
·
Thiner dan
zat lainnya, seperti lem kayu, penghapus cair dan aseton, cat, bensin yang bila
dihirup akan dapat memabukkan. Demikianlah sobat jenis-jenis narkoba, untuk selanjutnya Pengertian system Regulasi
SIStem regulasi pada manusia
Tubuh manusia
mempunyai banyak sistem organ tubuh. Sistem tersebut masing-masing melaksanakan
fungsi faal tertentu. Agar dapat melaksanakan fungsinya dan tidak terjadi
benturan, maka di dalam tubuh itu dilengkapi dengan sistem pengatur yang
dikenal dengan sistem regulasi. Sistem regulasi pada manusia dilakukan oleh
sistem saraf, sistem endokrin, dan sistem indra. Ketiganya bertugas mengatur
keserasian kerja organ tubuh. Sistem saraf menanggapin adanya perubahan
lingkungan yang merangsangnya. Sistem hormon mengatur pertumbuhan, keseimbangan
internal, reproduksi, serta tingkah laku. Alat indra merupakan penerima
rangsang dari luar tubuh.
Sistem saraf
merupakan sistem koordinasi/sistem kontrol yang bertugas menerima rangsangan ke
semua bagian tubuh sekaligus memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut
(jaringan komunikasi dalam tubuh). Sel-selnya dibedakan menjadi dua, yaitu
sel-sel saraf (neuron) dan neuroglia (memberi nutrisi dan bahan untuk hidupnya
neuron).
1. Sel Saraf (neuron)
Merupakan unit
struktural dan fungsional dari sistem saraf. Tersusun atas badan sel saraf,
dendrit, dan neurit (akson).
1.
Badan sel, mengandung nucleus dan nucleolus yang
dikelilingi oleh sitoplasma.
2.
Dendrit, merupakan serabut saraf pendek yang
bercabang-cabang keluar dari badan sel. Berfungsi menerima impuls (rangsangan)
yang datang dari neuron lain untuk dibawa menujun badan sel saraf.
3.
Neurit (akson), merupakan serabut saraf panjang dan umumnya
impuls dari badan sel saraf ke kelenjar-kelenjar dan serabut-serabut ke otot.
Kebanyakan diselubungi selubung myelin yang berfungsi melindungi, memberi
nutrisi, dan mempercepat jalannya impuls.
Bersadarkan fungsinya neuron
dibedakan menjadi empat
1.
Neuron sensorik, berfungsi menghantarkan rangsangan dari
reseptor ke pusat susunan saraf. Dendritnya berhubungan dengan reseptor dan
neuritnya berhubungan dengan neuron lain.
2.
Neuron motorik, berfungsi menghantarkan impuls motorik dari
susunan saraf pusat ke efektor. Dendritnya menerima impuls dari akson neuron
lain dan neuritnya berhubungan dengan efektor.
3.
Neuron konektor, berfungsi menghubungkan neuron satu dengan
neuron yang lain.
4.
Neuron adjustor, berfungsi menghubungkan neuron sensorik
dengan neuron motorik pada pusat saraf (otak dan sumsum tulang belakang).
2. Sistem saraf
a. Sistem saraf pusat
1. Otak
Otak besar (cerebrum) terdiri atas lobus ocifitalis
(bagian belakang) sebagai pusat penglihatan, lobus parietalis (bagian tengah)
sebagai pusat pengendalian kerja kulit, lobus temporalis (bagian sampaing)
sebagai pusat pendengaran, dan lobus frontalis (bagian depan) sebagai pusat
pengendalian kerja otot.
Sebagai
pengendali dan pengatur kerja organ tubuh, cerebrum dibedakan atas:
1.
Area sensorik, sebagai penerima rangsang dari reseptor.
2.
Area motorik, merespon rangsang yang sampai di otak dan
efektor.
1.
Area asosiasi, sebagai penghubung area sensorik dengan area
motorik, sebagai pusat berfikir, membuat keputusan, serta menyimpan ingatan dan
kesimpulan..
Otak kecil (cerebellum) sebagai pusat keseimbangan, koordinasi
gerakan otot secara sadar dan posisi tubuh. Kerusakan cerebellum akan
menyebabkan gerak otot tidak terkoordinasi.
Otak kecil dibagi tiga daerah yaitu otak depan, otak
tengah, dan otak belakang.
A. Otak depan meliputi:
1.
1. Hipotalamus, merupakan pusat pengatur suhu, selera makan,
keseimbangan cairan tubuh, haus, tingkah laku, kegiatan reproduksi, meregulasi
pituitari.
2.
2. Talamus, merupakan pusat pengatur sensori, menerima
semua rangsan yang berasal dari sensorik cerebrum.
3.
3. Kelenjar pituitary, sebagai sekresi hormon.
1.
B. Otak Tengah dengan bagian atas merupakan lobus optikus yang
merupakan pusat refleks mata.
2.
C. Otak Belakang, terdiri atas dua bagian yaitu otak kecil dan
medulla oblongata. Medula oblongata berfungsi mengatur denyut jantung, tekanan
darah, mengatur pernafasan, sekresi ludah, menelan, gerak peristaltic, batuk,
dan bersin.
3.
1. Sumsum tulang belakang
Sumsum tulang
belakang merupakan lanjutan dari medulla oblongata ke bawah sampai ruas kedua
tulang pinggang. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk menghubungkan impuls
dari dank e otak, memungkinkan jalan terpendek pada gerak refleks.
Bagian-bagian
sumsum tulang belakang:
a) Lapisan luar berwarna
putih dan mengandung akson.
b) Lapisan dalam berwarna
kelabu dan mengandung badan sel saraf.
c) Bagian dalam terdapat
bagian yang berbentuk kupu-kupu yang disebut akar dorsal (mengandung sensorik,
dendritnya berhubungan dengan reseptor), dan akar ventral (mengandung neuron
motorik, aksonnya menuju efektor).
Pelindung pusat susunan saraf otak dan sumsum tulang belakang)
disebut meninges, yang meliputipiameter,
arakhnoid, dan durameter.
a) Piameter,
merupakan selaput paling dalam yang menyelubungi permukaan otak dan sumsum
tulang belakang, banyak mengandung pembuluh darah, berperan memberi oksigen dan
zat makanan serta mengeluarkan sisa metabolisme.
b) Arakhnoid,
berupa jaringan yang lembut, terletak diantara piameter dan durameter.
c) Durameter,
merupakan lapisan terluar yang padat dank eras serta menyatu dengan tengkorak.
Pada sistem
saraf pusat terdapat cairan yang cerebrospinal, terletak pada ventrikel otak
dan sentralis berfungsi untuk suplai nutrisi sel-sel otak dan medulla spinalis.
b. Sistem saraf tepi
1).12 pasang
serabut otak 12 pasang saraf cranial) yang keluar dari beberapa bagian otak
menuju alat indera, kelenjar, dan otot.
Berdasarkan
karakteristiknya, saraf cranial dikelompokkan menjadi tiga.
a)
Saraf cranial sensorik, terdiri atas saraf nomor I, II, dan IV.
b)
Saraf cranial motorik, terdiri atas saraf nomor III, IV, VI, XI, dan XII
c)
Saraf cranial sensorik dan motorik, terdiri atas saraf nomor V, VII, IX, dan X.
2). 31 pasang
serabut saraf sumsum tulang belakang (31 pasang saraf spinal) merupakan
gabungan dari saraf sensorik dan motorik yang keluar melalui akar ventral.
Berdasarkan asalnya, dibedakan menjadi 8 pasang saraf leher, 12 pasang
saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan 1 pasang
saraf ekor.
c. Sistem saraf tak sadar (otonom)
1. Saraf simpatik
Saraf simpatik
berpangkal pada medulla spinalis daerah leher dan pinggang, disebut saraf
torakolumbar, berfungsi untuk mengaktifkan organ agar bekerja secara otomatis.
Serabut ini menuju ke otot polos, alat peredaran darah, pencernaan makanan, dan
pernafasan.
2. Saraf parasimpatik
Saraf para
simpatik berpangkal pada kedua oblongata dan daerah sacrum, bekerja berlawanan
dengan saraf simpatik.
3.Mekanisme Kerja Saraf
Neuron mampu
menerima dan merespon terhadap rangsang. Rangsang dari dendrit ke badan sel
saraf oleh akson akan diteruskan ke dendrite akson yang lain. Bila sampai di
ujung akson, maka ujung akson akan mengeluarkan neurohumor yang
memacu dendrit yang berhubungan dengan akson tadi.
Berikut ini
neurohumor yang dikenal:
1.
i. Asetilkolin, merupakan
zat pemacu hubungan antara neuron dengan neuron, neuron dengan otot lurik, dan
neuron dengan otot polos.
2.
ii. Adrenalin
(epinefrin), memacu hubungan antara neuron dengan otot
jantung, neuron dengan otot polos bronkus. Epinefrin bersifat inhibitor, namun
zat ini dapat dihilangkan oleh enzim kolinesterase pada sinspsis.
Penghantaran Inpuls
Rangsangan yang
diterima oleh neuron sensorik akan dihantarkan melalui sel saraf dan sinapsis.
a.
Penghantaran lewat sel saraf
Sel saraf bila
dalam keadaan istirahat, muatan listrik di luar sel saraf positif (+),
sedangkan muatan listrik di dalam membran (-). Keadaan ini disebut polarisasi.
b.
Penghantaran lewat Sinapsis
1). Bila impuls
sampai di tombol sinapsis, akan mengakibatkan peningkatan
permiabelitas membran prasinapsis terhadap ion Ca.
2). Gelembung
sinapsis melebur dengan membran prasinapsis sambil mengeluarkan neurotransmiter
ke celah sinapsis.
3).
Neurotransmiter membawa impuls ke membran postsinapsis. Setelah itu
neurotransmitter dihidrolisis oleh enzim asetil kolinesterase menjadi setil dan
asam stanont. Zat ini disimpan dalam gelembung sinapsis untuk dipergunakan
lagi.
4. Gerak Tubuh
a. Gerak Biasa
Yaitu gerak
yang disadari, misalnya menulis, berjalan, dan makan. Gerak biasa impulsnya
melalui otak.
Jalannya
rangsang : reseptor → neuron sensorik → otak → neuron motorik → efektor.
b. Gerak Refleks
Pada gerak
refleks, rangsangan tidak diolah di otak. Jalan terpendek yang dilalui gerak
ini disebutlengkung
refleks.
Jalannya
rangsang : reseptor → neuron sensorik → sumsum tulang belakang → neuron motorik
→ efektor.
Nah Sekarang sobat sudah faham kan
tentang kedua istilah tersebut, selanjutnya kita akan membahas tentang bahaya
Narkoba terhadap sistem Regulasi..
Bahaya Narkoba terhadap Sistem Regulasi
A. Alkohol, menyebabkan kecanduan fisiologik, pandangan kabur,
kendali otot garak hilang, denyut jantung melemah, dan frekuensi respirasi
lambat.
B. Narkotika, menyebabkan adiksi fisiologik.
C. Valium, menimbulkan rasa tenang, santai dan tidak ada
beban.
D. Amfetamin, obat perangsang yang menyebabkan orang tetap terjaga, bisa
menimbulkan kelelahan yang berlebihan sehingga kesehatannya mengalami
kemunduran, dan menimbulkan adiksi fisiologik.
Amfetamin adalah kelompok obat
psikoaktif sintetis yang disebut sistem saraf pusat (SSP) stimulants.stimulan.
Amfetamin merupakan satu jenis narkoba yang dibuat secara sintetis
dan kini terkenal di wilayah Asia Tenggara. Amfetamin dapat berupa bubuk putih,
kuning, maupun coklat, atau bubuk putih kristal kecil.
Senyawa ini memiliki nama kimia α–methylphenethylamine
merupakan suatu senyawa yang telah digunakan secara terapetik untuk mengatasi
obesitas, attention-deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan
narkolepsi. Amfetamin meningkatkan pelepasan katekolamin yang mengakibatkan
jumlah neurotransmiter golongan monoamine (dopamin, norepinefrin, dan
serotonin) dari saraf pra-sinapsis meningkat. Amfetamin memiliki banyak efek
stimulan diantaranya meningkatkan aktivitas dan gairah hidup, menurunkan rasa
lelah, meningkatkan mood, meningkatkan konsentrasi, menekan nafsu
makan, dan menurunkan keinginan untuk tidur. Akan tetapi, dalam keadaan
overdosis, efek-efek tersebut menjadi berlebihan.
Secara klinis, efek amfetamin sangat mirip dengan
kokain, tetapi amfetamin memiliki waktu paruh lebih panjang dibandingkan dengan
kokain (waktu paruh amfetamin 10 – 15 jam) dan durasi yang memberikan
efek euforianya 4 – 8 kali lebih lama dibandingkan kokain. Hal ini
disebabkan oleh stimulator-stimulator tersebut mengaktivasi “reserve powers”
yang ada di dalam tubuh manusia dan ketika efek yang ditimbulkan oleh amfetamin
melemah, tubuh memberikan “signal” bahwa tubuh membutuhkan
senyawa-senyawa itu lagi. Berdasarkan ICD-10 (The International
Statistical Classification of Diseases and Related Health Problems),
kelainan mental dan tingkah laku yang disebabkan oleh amfetamin
diklasifikasikan ke dalam golongan F15 (Amfetamin yang menyebabkan
ketergantungan psikologis).
Cara yang paling umum dalam menggunakan amfetamin adalah
dihirup melalui tabung.Zat tersebut
mempunyai mempunyai beberapa nama lain: ATS, SS, ubas, ice, Shabu,
Speed, Glass, Quartz, Hirropon dan lain sebagainya. Amfetamin terdiri dari
dua senyawa yang berbeda: dextroamphetamine murni and pure
levoamphetamine.dan levoamphetamine murni.Since dextroamphetamine is more
potent than levoamphetamine, pure Karena dextroamphetamine lebih kuat
daripada levoamphetamine, dextroamphetamine juga lebih kuat daripada campuran
amfetamin.
Amfetamin dapat membuat seseorang
merasa energik. Efek amfetamin termasuk rasa kesejahteraan, dan membuat
seseorang merasa lebih percaya diri. Perasaan ini bisa bertahan sampai 12
jam, dan beberapa orang terus menggunakan untuk menghindari turun dari obat
Obat-obat yang termasuk ke dalam golongan amfetamin adalah:
1. Amfetamin
2. Metamfetamin
3. Metilendioksimetamfetamin (MDMA, ecstasy atau Adam).









Tidak ada komentar:
Posting Komentar